Mengharap Ridho Mu
Idad:
Syekh Nayif as Shohafi,
Syekh Mansur as Salimi
Kita mengetahui, bahwa orang yang paling memiliki keutaman setelah Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam adalah Abu Bakar as Shiddiq Radhiallahu anhu.
Dialah
sahabat yang sangat mencintai Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam, sahabat
yang setia menemani beliau dalam pengasingannya di gua tsur, sahabat yang rela
menjadikan badannya tameng ketika Nabi shalallahu alaihi wasalam disakiti Abu
Jahal didepan ka'bah, sahabat yang mengorbankan bahkan seluruh hartanya dijalan
Allah, maka dengan segala keutamaan tersebut, pantaslah beliau menjadi orang
yang paling afdhal setelah Rasulullah shalallahu alaihi wasalam,
Rasulullah
sahalallahu alaihi wasalam sendiri menegaskan dalam sabdanya:
"Tidaklah
ada harta yang memberikanku manfaat melebihi apa yang telah Abu Bakar
berikan".(HR. Ahmad)
Abu
Bakar as Shiddiq RA, beliau memberi orang orang miskin dan budak dari kalangan
sahabat, kemudian membebaskan mereka semata mata mengharap keridhoan
Allah,
Suatu
ketika, datanglah ayahnya setelah mengetahui hal tersebut seraya berkata
kepadanya:
"Wahai
Abu Bakar, seandainya engkau membeli orang yang kuat, lelaki yang keras yang
dapat menolong dan membelamu, maka itu akan lebih baik."
Abu
bakar RA, dengan tenang dan penuh keyakinan pun menjawab:
"Wahai
ayahku, sesungguhnya apa yang aku lakukan ini bukanlah karena kemauanku, tetapi
aku melakukannya semata mata hanya mengharapkan keridhoan Allah SWT."
kisah
ini kemudian di abadikan Allah SWT dalam firmannya:
فَأَمَّا مَنۡ أَعۡطَىٰ وَٱتَّقَىٰ ٥ وَصَدَّقَ
بِٱلۡحُسۡنَىٰ ٦ فَسَنُيَسِّرُهُۥ لِلۡيُسۡرَىٰ ٧ وَأَمَّا مَنۢ بَخِلَ وَٱسۡتَغۡنَىٰ
٨
وَكَذَّبَ بِٱلۡحُسۡنَىٰ ٩ فَسَنُيَسِّرُهُۥ لِلۡعُسۡرَىٰ ١٠ وَمَا يُغۡنِي عَنۡهُ مَالُهُۥٓ إِذَا تَرَدَّىٰٓ ١١ إِنَّ عَلَيۡنَا لَلۡهُدَىٰ ١٢
وَإِنَّ لَنَا لَلۡأٓخِرَةَ وَٱلۡأُولَىٰ ١٣ فَأَنذَرۡتُكُمۡ نَارٗا تَلَظَّىٰ ١٤ لَا يَصۡلَىٰهَآ إِلَّا ٱلۡأَشۡقَى ١٥ ٱلَّذِي كَذَّبَ وَتَوَلَّىٰ ١٦
وَسَيُجَنَّبُهَا ٱلۡأَتۡقَى ١٧ ٱلَّذِي يُؤۡتِي مَالَهُۥ يَتَزَكَّىٰ ١٨ وَمَا لِأَحَدٍ عِندَهُۥ مِن نِّعۡمَةٖ تُجۡزَىٰٓ ١٩
وَكَذَّبَ بِٱلۡحُسۡنَىٰ ٩ فَسَنُيَسِّرُهُۥ لِلۡعُسۡرَىٰ ١٠ وَمَا يُغۡنِي عَنۡهُ مَالُهُۥٓ إِذَا تَرَدَّىٰٓ ١١ إِنَّ عَلَيۡنَا لَلۡهُدَىٰ ١٢
وَإِنَّ لَنَا لَلۡأٓخِرَةَ وَٱلۡأُولَىٰ ١٣ فَأَنذَرۡتُكُمۡ نَارٗا تَلَظَّىٰ ١٤ لَا يَصۡلَىٰهَآ إِلَّا ٱلۡأَشۡقَى ١٥ ٱلَّذِي كَذَّبَ وَتَوَلَّىٰ ١٦
وَسَيُجَنَّبُهَا ٱلۡأَتۡقَى ١٧ ٱلَّذِي يُؤۡتِي مَالَهُۥ يَتَزَكَّىٰ ١٨ وَمَا لِأَحَدٍ عِندَهُۥ مِن نِّعۡمَةٖ تُجۡزَىٰٓ ١٩
إِلَّا ٱبۡتِغَآءَ وَجۡهِ رَبِّهِ ٱلۡأَعۡلَىٰ
٢٠ وَلَسَوۡفَ يَرۡضَىٰ ٢١
“Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah)
dan bertakwa (5) dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (surga) (6) maka
Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah (7) Dan adapun orang-orang
yang bakhil dan merasa dirinya cukup (8) dan Allah tidak takut terhadap akibat
tindakan-Nya itu (9) maka kelak Kami akan menyiapkan baginya (jalan) yang sukar
(10) Dan hartanya tidak bermanfaat baginya apabila ia telah binasa (11)
Sesungguhnya kewajiban Kamilah memberi petunjuk (12) dan sesungguhnya kepunyaan
Kamilah akhirat dan dunia (13) Maka, kami memperingatkan kamu dengan neraka
yang menyala-nyala (14) Tidak ada yang masuk ke dalamnya kecuali orang yang
paling celaka (15) yang mendustakan (kebenaran) dan berpaling (dari iman) (16)
Dan kelak akan dijauhkan orang yang paling takwa dari neraka itu (17) yang
menafkahkan hartanya (di jalan Allah) untuk membersihkannya (18) padahal tidak
ada seseorangpun memberikan suatu nikmat kepadanya yang harus dibalasnya (19)
tetapi (dia memberikan itu semata-mata) karena mencari keridhaan Tuhannya yang
Maha Tinggi (20) Dan kelak dia benar-benar mendapat kepuasan “(21) (QS: Al Lail
(5-21))
Allah
mengatakan, "dan kelak dia benar benar mendapat kepuasan", maka
berdirilah (Shalat) karena Allah, berpuasa karena Allah, sujud karena Allah,
Shadaqah karena Allah, berinfaq dan tidak ada tujuan lain selain mengharapkan
keridhoan Allah, jadikanlah syiar kita di dunia ini :
قُلۡ إِنَّ صَلَاتِي
وَنُسُكِي وَمَحۡيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ ٱلۡعَٰلَمِينَ ١٦٢
"Katakanlah:
sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah,
Tuhan semesta alam" (Al An'am 162)
Jika
didalam hatimu ada keikhlasan kepada Allah, dan kepercayaan pada Allah SWT, dan
kamu mengerjakan pekerjaan dengan niat hanya agar Allah ridho, maka yakinlah
bahwasanya Allah SWT akan meridhoimu, Allah SWT akan memberikanmu, akan
mencukupimu, dan akan menjadikanmu dari golongan hambaNya yang paling bahagia
didunia dan akhirat, karena hal terbesar yang dapat mendekatkan sorang hamba
kepada Tuhannya adalah Ikhlas
Penterjemah:
Terry Arya Viratama
Comments
Post a Comment