Sungguh kami ingin berangkat
Idad:
Syekh Nayif as Shohafi,
Syekh Mansur as Salimi
Adalah sebuah kisah yang sangat agung diantara orang orang mulia, yaitu para sahabat Rasulullah shalallahu alaihi wasallam.
Suatu
ketika, Rasulullah shalallahu alaihi wasallam memerintahkan kepada para sahabat
untuk keluar berjihad dijalan Allah, para sahabat yang merupakan generasi
terbaik di umat ini segera menjawab seruan Nabi dengan menyiapkan segala
keperluan peperangan yang mereka butuhkan dari senjata, kendaraan, perbekalan
dan lainnya.
Kemudian
datanglah sekelompok sahabat kepada Nabi, sahabat yang bukan termasuk golongan
orang yang mampu, mereka merupakan orang orang faqir miskin yang tidak memiliki
apa apa untuk dibawa ke medan jihad fi sabilillah. Mereka mendatangi Rasulullah
shalallahu alaihi wasalam seraya berkata:
“Ya
Rasulullah, bawalah kami bersamamu”.
Nabi
shalallahu alaihi wasalam menjawab:
“Demi Allah, aku tidak memiliki apa yang
bisa membawa kalian kepadanya (jihad)”.
Mendengar jawaban
tersebut, mereka pun pergi dari hadapan Rasulullah shalallahu alaihi wasallam,
kepergian yang diiringi dengan derai air mata karena kesedihan, tidak dapat
ikut serta dalam jihad fi sabilillah. Menatap para sahabat yang berangkat, air
mata mereka mengiringi kepergian sahabat lain ke medan jihad, betapa rindunya
hati mereka untuk mendapatkan kedudukan mulia bisa berjihad Bersama Rasulullah
shalallahu alaihi wasallam. Kisah merekapun diabadikan Allah dalam Al Qur’an
“Tiada dosa (lantaran tidak pergi
berjihad) atas orang-orang yang lemah, orang-orang yang sakit dan atas
orang-orang yang tidak memperoleh apa yang akan mereka nafkahkan, apabila
mereka berlaku ikhlas kepada Allah dan Rasul-Nya. Tidak ada jalan sedikitpun
untuk menyalahkan orang-orang yang berbuat baik. Dan Allah Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang (91) dan tiada (pula) berdosa atas orang-orang yang apabila
mereka datang kepadamu, supaya kamu memberi mereka kendaraan, lalu kamu
berkata: "Aku tidak memperoleh kendaraan untuk membawamu". lalu mereka
kembali, sedang mata mereka bercucuran air mata karena kesedihan, lantaran
mereka tidak memperoleh apa yang akan mereka nafkahkan (92) Sesungguhnya jalan
(untuk menyalahkan) hanyalah terhadap orang-orang yang meminta izin kepadamu,
padahal mereka itu orang-orang kaya. Mereka rela berada bersama orang-orang
yang tidak ikut berperang dan Allah telah mengunci mati hati mereka, maka
mereka tidak mengetahui (akibat perbuatan mereka) (93) (At Taubah 91-93)
Betapa mulia kedudukan mereka,
kesedihan dan air mata yang membasahi pipi mereka karena tidak dapat memenuhi
panggilan ketaatan sedangkan mereka memiliki alasan. Allah SWT bahkan telah
memaklumi alasan mereka karena mereka tidak dapat dan tidak memiliki apa yang
bisa membawa mereka untuk ikut pergi berjihad fi sabilillah, tetapi begitulah
hati orang orang yang mulia, hati yang tidak dapat terlepas dari kekasinya,
Allah SWT.
Berapa banyak orang yang
menginginkan melakukan ketaatan, tetapi ada hal hal yang menghalanginya untuk
menggapainya. Ketika anda ingin berpuasa, ternyata datang penghalangnya, ketika
anda ingin qiyamullail, ternyata sakit melanda, ketika anda ingin menjawab
panggilan Allah “Labaikallahumma labaik”, thawaf, say’I, wukuf, ternyata anda
tidak mampu, maka ketahuilah bahwa Allah SWT mengetahui niat anda, mengetahui
keinginan anda dan mengetahui bahwa anda ingin selalu mendekat kepada Nya
dengan segala macam ibadah, dan ketahuilah, yakinlah bahwa Allah telah mencatat
niat anda, Allah mencatat niat shalat, puasa, haji yang tidak bisa anda lakukan
karena ada udzur, karena anda sedang bermuamalah dengan Yang Maha Mulia, Yang
Maha Membalas Kebaikan, Allah SWT.
Penterjemah:
Terry Arya Viratama
Comments
Post a Comment